Nabi Luth adalah anak saudara Nabi Ibrahim
a.s. yaitu ayahnya yang bernama Haran bin Terah. Nabi Luth diutuskan
sebagai rasul kepada satu kaum yang mendiami sepanjang timur laut (Dari Israel
- Yordania), Laut Mati. Nabi Ibrahim mendampinginya dalam
semua perjalanan dan sewaktu mereka berada di Mesir berusaha bersama dalam bidang
perternakan yang berhasil dengan baik binatang ternaknya berkembang biak
sehingga dalam waktu yang singkat jumlah yang sudah berlipat ganda itu tidak
dapat ditampung dalam tempat yang disediakan. Akhirnya perkongsian
Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternakan serta harta milik perusahaan mereka
di bahagi dan berpisahlah Luth dengan Ibrahim pindah ke Yordania dan bermukim
di sebuah tempat bernama Sadum.
Nabi Luth menyeru kepada mereka agar meninggalkan
adat kebiasaan melakukan perbuatan homoseksual dan lesbian. Luth menyatakan
perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta
menyalahi hikmah yang terkandung didalam penciptaan manusia menjadi dua jenis
iaitu lelaki dan wanita. Mereka juga diseru menghormati hak dan milik
masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perompakan serta
pencurian yang selalu mrk lakukan di antara sesama mereka dan terutama kepada pengunjung
yang datang ke Sadum. Diterangkan bahawa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan
mereka sendiri, kerana perbuatan itu akan menimbulkan kekacauan dan ketidak
amanan di dalam negeri sehingga masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan
tenteram dalam hidupnya.
Demikianlah Nabi Luth, melaksanakan
dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya.Ia tidak henti-henti menggunakan
setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok
atau secara berseorangan mengajak agak mereka beriman dan percaya kepada Allah
dan menyembah-Nya. Diajaknya Luth terhadap kaumnya untuk melakukan amal soleh
dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral
dan kerusakan akhlak sudah hidup lama di dalam pergaulan sosial mereka dan pengaruh
hawa nafsu dan penyesatan syaitan sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk
mereka, maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yang dilaksanakan dengan kesabaran
dan ketekunan tidak mendapat tempat di dalam hati dan fikiran mereka dan
berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang pasir .Telinga-telinga
mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan fikiran
mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran syaitan dan iblis.
Akhirnya kaum Luth merasa dan kesal
hati mendengar dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth yang tidak putus-putus itu
dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusir dirinya
dari sadum bersama semua keluarganya. dari pihak Nabi Luth pun sudah tidak ada
harapan lagi masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan
keruntuhan moral mereka dan bahawa meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah
buta-tuli hati dan fikiran serta mensia-siakan masa. Ubat satu-satunya, menurut
fikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlak itu yang sudah parah itu
menular kepada tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan membasmikan mereka dari
atas bumi sebagai pembalasan ke atas terhadap kekerasan kepala mereka juga
untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat disekelilingnya. beliau memohon
kepada Allah agar kepada kaumnya masyarakat Sadum diberi pengajaran berupa azab
di dunia sebelum azab yang menanti mereka di akhirat kelak.
Permohonan Nabi Luth dan doanya
diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah s.w.t. Dikirimkanlah kepadanya tiga
orang malaikat menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang
bertemu dengan Nabi Ibrahim yang membawa berita gembira atas kelahiran Nabi
Ishaq, dan memberitahu kepada mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan tugas
menurunkan azab kepada kaum Luth penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan
pertemuan mana Nabi Ibrahim telah mohon agar penurunan azab keatas kaum Sadum
ditunda ,kalau-kalau mereka kembali sedar mendengarkan dan mengikuti ajakan
Luth serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dalam
pertemuan itu Nabi Ibrahim mohon agar anaksaudaranya, Luth diselamatkan dari
azab yang akan diturunkan keatas kaum Sadum permintaan mana oleh para malaikat
itu diterima dan dijamin bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.
Para malaikat itu sampai di Sadum
dengan menyamar sebagai lelaki muda yang berparas tampan dan badan yang
berotot, tegap dan sasa tubuhnya. Dalam perjalanan mereka hendak memasuki kota,
mereka berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil air
dari sebuah perigi. Lelaki muda (malaikat) bertanya kepada si gadis kalau-kalau
mereka diterima ke rumah sebagai tetamu. Si gadis tidak berani memberi
keputusan sebelum ia beruding terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka
ditinggalkanlah para lelaki muda itu oleh lalu pulang ke rumah segera untuk
memberitahu ayahnya (Luth).
Mendengar khabar berita anak
perempuannya, Nabi Luth menjadi bingung, jawapan apa yang harus ia berikan
kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu,
namun menerima tetamu yang berparas tampan dan kacak akan mengundang risiko
gangguan kepadanya dan kepada tetamu dari kaumnya yang tergila-gila untuk
melakukan hubungan seks sejenis dengan anak muda yang mempunyai tubuh bagus dan
paras wajah elok. Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan
rumah harus bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa
bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus
maksiat itu.
Nabi Luth memutuskan untuk menerima
lelaki-lelaki muda itu sebagai tetamu di rumahnya. Luth hanya pasrah kepada
Allah dan berlindung sekiranya terdapat segala rintangan yang akan datang. Lalu
pergilah ia sendiri menjemput tetamu yang sedang menanti di pinggir kota dan
diajaklah mereka bersama-sama ke rumah. Ketika itu, kota Sadum sudah diliputi
kegelapan dan manusia sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.
Nabi Luth telah pun berpesan kepada
isteri dan kedua puterinya agar merahsiakan kedatangan anak-anak lelaki muda
itu. Jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Namun, kedegilan
isteri Nabi Luth, yang juga sehaluan dan sependirian dengan penduduk Sadum,
telah membocorkan berita kedatangan tetamu Luth kepada mereka. Berita
kedatangan tetamu Luth tersebar kerana isteri Nabi Luth. Datanglah
beramai-ramai lelak-lelaki Sodom, yang buta seks ini, ke rumah Nabi Luth,
berhajat untuk memuaskan nafsu seksual mereka, setelah lama tidak mendapat anak
muda. Berteriaklah mereka memanggil Luth untuk lepas anak-anak muda itu, agar
diberi kepada mereka untuk memuaskan nafsu.
Dengar teriakan mereka, Nabi Luth
tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali ke rumah
masing-masing dan jangan menggunggu tetamu yang datangnya dari jauh yang
sepatutnya dihormati dan dimuliakan .Mereka diberi nasihat agar meninggalkan
perbuatan kebiasaan mereka yang keji itu. Perbuatan mereka yang bertentangan
dengan fitrah manusia dan kudrat alam di mana Allah telah menciptakan manusia
berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan
perkembangan umat manusia sebagai makhluk yang termulia di atas bumi. Nabi Luth
berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan
perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab
dan seksaan Allah.
Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth
tidak dihiraukan dan dipedulikan ,mereka bahkan mendesak akan menolak pintu
rumahnya dengan paksa dan kekerasan jika pintu tidak di buka dengan sukarela.
Merasa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang lelaki
kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi
Luth secara terus terang kepada para tamunya:" Sesungguhnya aku tidak
berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam .Aku tidak memiliki
senjata dan kekuatan fizikal yang dapat menolak kekerasan mereka , tidak pula
mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku
mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah
aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tetamu dirumahku
sendiri.Mendengar keluh-resah Nabi Luth, lantas anak-anak muda itu memberitahu
hal yang sebenar, mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia
yang diutus oleh Allah untuk menurunkan azab dan seksa atas rakyatnya kerana
segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.
Malaikat-malaikat itu menyuruh Nabi
Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat memberi kesempatan bagi
orang -orang yang hauskan seks dengan lelaki itu masuk. Namun malangnya apabila
pintu dibuka dan para penyerbu memijakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah
pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu. Malaikat-malaikat tadi telah
membutakan mata mereka. Lalu, diusap-usap dan digosok-gosok mata mereka,
ternyata mereka sudah menjadi buta.
Sementara para penyerbu rumah Nabi
Luth berada dalam keadaan kacau bilau berlanggar antara satu dengan lain
berteriak-teriak menanya-nanya gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan
mendadak para malaikat berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera
perkampungan itu bersama keluarganya, kerana masanya telah tiba bagi azab Allah
yang akan ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya
agar perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke
belakang.
Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis
tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya
berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan mahupun kekiri sesuai
dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.Akan tetapi si isteri yang
menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya.
Ia berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat
langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin
mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran
ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi
Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar
menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum,
tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu. Getaran itu mendahului
suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu
sijjil yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua
pemghuninya . Bertebaran mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah S.W.T di kota
Sodom, dan hancurlah kota tersebut yang berada di laluan manusia yang
lalu-lalang. Namun, masih ditinggalkan kesan-kesan kehancuran kota tersebut
oleh Allah S.W.T, sebagai peringatan kaum yang kemudian yang melalui di jalan
tersebut. Demikianlah kebesaran dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran
dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar